Setelan Klep

disalin dari motorplus-online.com
166klep-isap-dan-buang-gt-1.jpgBanyak pertanyaan melayang ke redaksi! Kenapa setelan kerenggangan klep buang kudu lebih besar dari isap. Padahal kalau dilihat dari diameter klep sendiri, payung klep isap lebih besar ketimbang buang.

Begitunya, bukankah seharusnya kerenggangan klep mengikuti diameter payung klep itu sendiri? “Pernah coba kerenggangan klep buang dibuat lebih rapat daripada isap. Hasilnya mesin nggak mau hidup,” bilang K-Per, asisten mekanik Monte Racing di Pesanggrahan, Bintaro, Jakarta Selatan.

Bertanya lagi! Lho kok, pengaruhnya apa ya? Pengaruh dari panas yang tercipta ketika mesin bekerja. “Pemuaian atau panas yang terjadi di sekitar klep isap, lebih kecil ketimbang di katup buang,” ujar Endro Sutarno, Training Instruktur, PT Astra Honda Motor (AHM).

Maklum aja! Kenapa klep isap lebih ‘dingin’ ketimbang buang? Itu karena klep isap dialiri gas campuran167klep-isap-dan-buang-gt-2.jpg bensin-udara. Makanya tidak terlalu panas. Sedang, klep buang? Pastinya dialiri sisa pembakaran.

Begitunya, hanya udara hasil pembakaran yang mengalir. Itu yang membuat pemuaian yang terjadi lebih panas. Karena pemuaian terjadi begitu besar, makanya kerenggangan antara batang klep buang dengan pelatuk pun dibuat lebih jauh.

“Celah dibuat lebih renggang, jadi ketika panas berlebih, tidak membuat jarak semakin rapat,” tegas Endro lagi. Maklum lagi nih! Jarak kerenggang klep, kan nggak lebih dari hitungan sepersepuluh milimeter.

Balik lagi ke kasus di mana klep buang dibuat lebih rapat! Sulit hidup, itu bisa saja karena setelan rapat menonjok terus katup dan membuka terus, sehingga terjadi kebocoran kompresi. Makanya tak ada tekanan yang mampu membuat pembakaran terjadi di ruang bakar.

Menurut Endro lagi, ukuran klep buang dan isap dibuat sama pun nggak bisa diterapkan di semua motor. Terlebih buat motor yang sudah mengaplikasi kompresi di atas 9 : 1. Itu karena biasanya mesin kompresi tinggi lebih cepat panas ketimbang motor kompresi rendah. Githu toh!
Penulis/Foto : Eka/GT

0 comments

Leave a Reply