disalin dari >>> motorplus-online |
Sebagai pembuat klep racing TK yang banyak beredar di pasaran, Suwarno Harjo Setio punya rasa tanggung-jawab. Memberi panduan bagi pengguna klep racing supaya didapat hasil yang maksimal. Terutama mengatur ulang bibir payung klep dan sitting klep. Mengatur bibir payung klep dan sitting klep tidak hanya terjadinya keklopan antara katup dengan dudukan. “Tapi bisa memaksimalkan aliran atau flow gas bakar,” jelas Koh Setio dari markasnya di Polaris Variasi di Jl. Kebon Jeruk III, Kota, Jakarta Barat. Koh Setio merujuk buku Four-Stroke Performance Tuning karangan A. Graham Bell. Sebagai penerjemahnya yaitu Chandra Sopandi si ‘Master of Valve Setter’ dari bengkel bubut Master Tjendana di Jl. Pagarsih, No. 146, Bandung. Sebagai panduan, Chandra memberikan gambar dari klep isap lebih dulu. Mulai bicara dari klep dulu ya. Perhatikan bagian A yang disebut margin klep. Menurut Chandra yang merujuk Graham, katanya tebal permukaan ini 1 s/d 1,5 mm. Katanya, di klep isap standar jarang menjumpai ukuran setebal ini. Bahkan oleh mekanik biasanya bagian ini dibikin tipis. Bahkan ada mekanik yang berani dibikin tirus dan disebut klep jingkrak. “Dimaksudkan lebih ringan. Namun berisiko cepat rusak lantaran nggak kuat menahan impact beradu dengan sitting klep,” jelas Chandra yang agak ganteng itu. Selanjutnya masih di payung klep terdapat bagian ‘B’ atau seat. Bagian ini membentuk sudut 45 derajat dan bersentuhan dengan sitting klep. Ketebalan bagian ini rentangnya 1,9 sampai 2,28 mm. Masih di payung klep bisa dilihat bagian ‘C’ back cut yang membentuk sudut 30 derajat. “Bagian ini ketebalannya bebas saja. Tergantung dari radius pertemuan antara batang dan payung klep,” jelas Chandra yang mendambakan pasangan hidup baik hati itu. Sebagai pembuat klep racing TK yang banyak beredar di pasaran, Suwarno Harjo Setio punya rasa tanggung-jawab. Memberi panduan bagi pengguna klep racing supaya didapat hasil yang maksimal. Terutama mengatur ulang bibir payung klep dan sitting klep. Mengatur bibir payung klep dan sitting klep tidak hanya terjadinya keklopan antara katup dengan dudukan. “Tapi bisa memaksimalkan aliran atau flow gas bakar,” jelas Koh Setio dari markasnya di Polaris Variasi di Jl. Kebon Jeruk III, Kota, Jakarta Barat. Koh Setio merujuk buku Four-Stroke Performance Tuning karangan A. Graham Bell. Sebagai penerjemahnya yaitu Chandra Sopandi si ‘Master of Valve Setter’ dari bengkel bubut Master Tjendana di Jl. Pagarsih, No. 146, Bandung. Sebagai panduan, Chandra memberikan gambar dari klep isap lebih dulu. Mulai bicara dari klep dulu ya. Perhatikan bagian A yang disebut margin klep. Menurut Chandra yang merujuk Graham, katanya tebal permukaan ini 1 s/d 1,5 mm. Katanya, di klep isap standar jarang menjumpai ukuran setebal ini. Bahkan oleh mekanik biasanya bagian ini dibikin tipis. Bahkan ada mekanik yang berani dibikin tirus dan disebut klep jingkrak. “Dimaksudkan lebih ringan. Namun berisiko cepat rusak lantaran nggak kuat menahan impact beradu dengan sitting klep,” jelas Chandra yang agak ganteng itu. Selanjutnya masih di payung klep terdapat bagian ‘B’ atau seat. Bagian ini membentuk sudut 45 derajat dan bersentuhan dengan sitting klep. Ketebalan bagian ini rentangnya 1,9 sampai 2,28 mm. Masih di payung klep bisa dilihat bagian ‘C’ back cut yang membentuk sudut 30 derajat. “Bagian ini ketebalannya bebas saja. Tergantung dari radius pertemuan antara batang dan payung klep,” jelas Chandra yang mendambakan pasangan hidup baik hati itu. SITTING KLEP 5 TINGKAT Pada dudukan klep atau sitting klep permukaan dalam harus dibikin sudut. Biasa disebut valve seat angle. Ini tergantung mekanik yang menentukan. Mau berapa tingkatan sudut. Yang dilakukan Chandra sih 5 tingkatan sudut. Dari gambar yang diberikan Chandra, bisa dilihat ada bagian yang diberi nama radius bukan sudut. Katanya bagian ini memang memberi efek radius. “Berdasarkan feeling, besarnya radius 3 mm sampai 4 mm,” jelas pria berkacamata ini. Selanjutnya bagian 1 yang membentuk sudut 30 derajat dan biasa sisebut top cut atau sudut pelepasan pertama. Tebal bagian ini pada sitting klep yaitu 1 mm. Kemudian ada bagian yang namanya seat. Membentuk sudut 45 derajat dan ketika klep menutup akan nempel dengan sudut 45 derajat di bibir payung klep. Ketebalan bagian ini pada sitting klep 1,2 sampai 1,5 mm. “Namun prakteknya oleh mekanik dibikin hanya 0,5 mm. Dimaksudkan supaya lebih ringan bergesekan,” ucap Chandra. Ada juga lagian bagian sitting klep yang membentuk sudut 60 derajat. Disebut undercut approx. Bagian ini akan bertemu dengan sudut 30 derajat di payung klep. Akan tercipta suatu velocity. Atau kecepatan tiba-tiba bila klep membuka. Bagian ini bisa diset 2,5 mm. Ada dua lagi bagian sitting klep. Yaitu yang membentuk sudut 80 dan 90 derajat. Bagian ini memanfaatkan sisa dari ketebalan dudukan klep. Supaya lebih tebal dan tidak pecah. Terakhir, ada bagian yang namanya venturi. Ini bagian dalam dari daimeter klep. Besarnya 0,85 sampai 0,90 dari diameter payung klep. Jika klep 31 mm maka 0,0 x 31 = 27,9 mm. Penulis/foto : Aong/Dok. MOTOR Plus |
Categories
- balita (1)
- Bank (2)
- Batu (1)
- bekerja (1)
- Bussiness (8)
- channel (1)
- cinta (1)
- Communications (1)
- D journey (2)
- dna (1)
- Dunia anak (2)
- energi (1)
- energy (4)
- Energy_Jiwa Raga (1)
- Energy_sumber energi (1)
- Guru Bangsa (3)
- Gus Dur (5)
- Healthy (3)
- honda (1)
- house (1)
- Indonesia (2)
- Informasi_Elektronika (4)
- Informasi_Engine (1)
- Informasi_Otomotif (59)
- Informasi_Sunnatullah (1)
- Informasi-Ruang-Waktu-Materi-Energy (1)
- Information_Komputer (1)
- Information_Otomotif (7)
- internet (1)
- intuisi (1)
- istana kita semua (1)
- Jalan-jalan (1)
- kanak-kanak (1)
- Kata mereka.... (1)
- kata mutiara (1)
- keuangan (1)
- konco (1)
- kuda besi (1)
- life (1)
- Link (1)
- Live_Life_Love (9)
- manajemen (3)
- Masjid (1)
- Mendiknas (1)
- mistery (1)
- mou (1)
- Network (1)
- otomotif (56)
- Pendapat mereka (1)
- pendidikan (4)
- Permainan (1)
- Pertanahan (1)
- PERTUMBUHAN (1)
- presiden (1)
- Ri (1)
- Rindu.ku/gitu. (1)
- roda 2 (1)
- sains (1)
- science (1)
- Search (1)
- sehari-hari (1)
- spirit (6)
- Techno (7)
- teman (1)
- teman-teman (1)
- teman-teman blogger (1)
- Time (1)
- Titik Nol (1)
- Tsunami (1)
- usia (1)
- valentino rossi (1)
Archives
-
▼
2010
(219)
-
▼
Januari
(116)
- MoU Microsoft
- Menjadi Entrepreneur
- pribadi yang sukses
- life skill, kecakapan hidup
- tempat tinggal
- Keseharian kita
- cracker, hacker... ?
- online
- gaji bukan tujuan utama orang hidup dan bekerja
- Bisnis di Internet
- Pembayaran Lewat Internet
- otak
- Mengatur Waktu
- sinar penerang
- seputar rem
- Kurikulum dan Gaya Pendidikan Kita
- industri & pendidikan
- new jupiter series
- bongkar pasang motor
- seputar mesin motor
- ban kendaraan
- album ketiga
- gangguan tidur
- antena
- it/ti
- Teririt dan Tercepat
- stoner, rossi
- Bersama Yamaha sampai 2010
- oktan
- jarak dan bahan bakar
- bahan bakar
- mesin, engine
- Mesin "Overheat" ?
- Mesin Motor "Batuk-batuk"
- kreation
- kawasaki
- engine
- menyetir sendiri
- tips
- Active Steering
- Honda meluncurkan mobil konsep termurah
- Mobil Transmisi Otomatis
- Akses Facebook
- Bill Gates, Twitter
- Rizki yang Halal dan Haram
- rizqy
- kewajiban bekerja dan berusaha
- kehidupan, berjiwa hanif
- mlm, Multi Level Marketing
- harga keperawanan, keperjakaan
- ruang bakar
- velg
- jupiter
- perjalanan jauh
- aki
- knalpot
- carburator
- seputar ban
- Nusantara
- system kendaraan
- busi
- ban
- 5 tahun Yamaha Jupiter-Z
- katup, klep
- cdi
- upgrade jupiter z
- kiprok
- Drat Busi Dol
- Roller Rocker Arm
- Mur Dan Baut
- Oktan 95
- Honda Blade 110R Vs Yamaha Jupiter-Z CW
- ceck & receck kendaraan
- Yamaha V-ixion Perpaduan CBR 1000 dan BMW 1000
- umur
- lintas
- imajinasi
- Perhiasan
- Avatar
- Gus Durku
- UN Masih Metode Terbaik
- Kiblat
- Pasar
- Resiko
- Honda
- Deposito
- Guru Bangsa
- Bicara sendiri
- Strawberry
- Angka 9
- TK, Play group
- Pbb
- Dpr
- Kehadiran
- Ongko 9
- Ginkgo
- Blue Energy
- blue
- bibit, bobot, bebet
-
▼
Januari
(116)
0 comments