disalin dari motorplus-online.com |
Minggu lalu diulas cara memilih ukuran venturi karburator vakum untuk motor bore up yang tetap ingin irit bahan bakar. Tidak ketinggalan, seting spuyer dan sekrup udara pun turut dijelaskan bilamana lakukan pengganti peranti ini. Meski sudah cukup lugas, ada satu hal yang terlupa. Yaitu memilih ukuran, bentuk serta posisi lubang karet vakum. Kenapa bisa begitu, lantaran besar-kecil ukuran lubang karet vakum sangat mempengaruhi cepat-tidaknya jarum skep ketika naik-turun di lubang piston skep. Apalagi karbu model ini kinerjanya tergantung dari kuatnya isapan piston, dan bukan dari cepatnya tarikan piston skep ketika grip gas dipelintir. “Kalau lubang karet vakum besar, otomatis jarum skep cepat naiknya. Sebab tingkat kevakuman jauh lebih tinggi. Apalagi didukung venturi besar. Maka gas bakar yang masuk bukan cuma deras tapi juga cepat imbangi isapan piston. Akselarasi pun lebih responsif,” ungkap Doran Satria mekanik bengkel C-Dov-DR.Tech. Tapi memilih besarnya lubang karet vakum, diakui pembalap bebek dan skubek asal DKI itu katanya gampang-gampang susah. Sebab semua kembali kepada keingin pemilik skubek, saat akan menerapkan karburator vakum dari motor apa yang pas dengan ubahan mesin. Dari pengalaman Doran, besar lubang karet vakum terbukti sangat menentukan akselarasi. Sebagai contoh kenapa tarikan awal skubek Vario atau BeAT lebih responsif dari skubek lain. Padahal kalau lihat spek ukuran venturi kedua skubek ini, sama-sama memiliki diameter venturi 22 mm atau lebih kecil dari varian skubek yang ada. Dipertegas mekanik mangkal di Jl. Kahfi I, Kp. Setu, Ciganjur-Jagakarsa, Jakarta Selatan. Karena lubang karet vakum Vario dan BaAT yang posisinya di luar bodi karbu (bukan di moncong), terbukti punya diameter lubang lebih besar hingga memiliki tingkat kevakuman lebih tinggi. Tak dipungkiri jika naik atau bukanya jarum skep bisa lebih awal. Namun bila mesin bore up Vario atau BeAT kurang maksimal di putaran atas. Penggunaan karbu vakum berventuri besar dan lubang karet vakum gede sah-sah saja bila ingin dilakukan. Seperti contoh Vario menerapkan karbu vakum punya Yamaha Mio. “Kenapa pakai karbu punya Mio (CV Mikuni NCV24), alasannya karena lubang venturinya lebih gede 2 mm daripada punya Vario (CV Keihin VK22). Selain itu penggantian karbu tak mengubah ukuran lubang karet vakum, karena sekilas memiliki ukuran lubang yang sama besar walau beda dimensi,” saran Doran. Dan bukan cuma Vario aja, Bro. Pengalaman Doran, Suzuki Spin 125 atau Skywave 125 lebih sip pakai punya Mio. Meski lubang venturi Mio lebih kecil 2 mm dari Spin 125 (Mikuni BS26). Sementara buat mesin Mio bore up, kebanyakan pilih karbu vakum punya Yamaha Scorpio (Mikuni BS30). Lantaran lubang venturi dan lubang karet vakum lebih besar mengingat kapasitas silinder juga besar. Penulis/Foto : Kris/Boyo |
Categories
- balita (1)
- Bank (2)
- Batu (1)
- bekerja (1)
- Bussiness (8)
- channel (1)
- cinta (1)
- Communications (1)
- D journey (2)
- dna (1)
- Dunia anak (2)
- energi (1)
- energy (4)
- Energy_Jiwa Raga (1)
- Energy_sumber energi (1)
- Guru Bangsa (3)
- Gus Dur (5)
- Healthy (3)
- honda (1)
- house (1)
- Indonesia (2)
- Informasi_Elektronika (4)
- Informasi_Engine (1)
- Informasi_Otomotif (59)
- Informasi_Sunnatullah (1)
- Informasi-Ruang-Waktu-Materi-Energy (1)
- Information_Komputer (1)
- Information_Otomotif (7)
- internet (1)
- intuisi (1)
- istana kita semua (1)
- Jalan-jalan (1)
- kanak-kanak (1)
- Kata mereka.... (1)
- kata mutiara (1)
- keuangan (1)
- konco (1)
- kuda besi (1)
- life (1)
- Link (1)
- Live_Life_Love (9)
- manajemen (3)
- Masjid (1)
- Mendiknas (1)
- mistery (1)
- mou (1)
- Network (1)
- otomotif (56)
- Pendapat mereka (1)
- pendidikan (4)
- Permainan (1)
- Pertanahan (1)
- PERTUMBUHAN (1)
- presiden (1)
- Ri (1)
- Rindu.ku/gitu. (1)
- roda 2 (1)
- sains (1)
- science (1)
- Search (1)
- sehari-hari (1)
- spirit (6)
- Techno (7)
- teman (1)
- teman-teman (1)
- teman-teman blogger (1)
- Time (1)
- Titik Nol (1)
- Tsunami (1)
- usia (1)
- valentino rossi (1)
Archives
-
▼
2010
(219)
-
▼
Februari
(92)
- Ledakan pada knalpot
- kiprok / regulator
- Pasang amplifier mobil
- Icon indikator
- Menyetel Kopling
- Menyetel klep
- Bongkar Mesin Yuk...
- Driving
- CorelDraw
- Performa Honda Blade 110R
- Spek korekan bebek standar 110 cc
- Kanzen Hybrid
- Honda Blade
- TENSIONER , motor
- Ring Banyak Macam Beda Fungsi
- Bocor Ban
- Special Engine
- Piston Bore Up
- Kaliper Rem Satu Vs Dua
- Kruk-as Pengaruhnya Sampai 1 DK
- Evolusi Sockbreaker
- Bebek Matik
- Ganti Rangka dan Mesin
- Grease
- CDI
- Kompresi Tinggi, jupiter z
- Ban Hujan
- Tingkatan CDI
- Tapak Ban
- Motor Irit, 1 Liter = 266 Km
- Kopling Sentrifugal
- Bahan Bakar Air
- Komponen Standar Resmi Dijual Bebas
- BAN DALAM
- Combi Brake
- Listrik prabayar - voucher token
- Mesin tambang raksasa
- Time machine_Berasal Dari Tahun 2036
- Sistem Listrik Prabayar
- Lafal Allah pada buah terong
- Listrik pra bayar
- Kampas Kopling Jupiter-Z, Misteri 5TN
- Merawat Aki Basah
- Karburator Vakum, Tentukan Akselerasi
- Velg, Beda Tipe Beda Servis
- Karburator dan Kem
- Scorpio Jadi Lebih Ganas
- Bore up, 200 CC Lebih?
- Tensioner Keteng
- Tool-Kit Bore Up
- Koil atau CDI?
- Setelan Klep
- Bongkar-Pasang Baut As
- Tukar Tambah Motor
- Motor Bodong
- Motor Bekas
- Kapasitas Oli Sokbreker
- Isi Oli Sokbreker
- Adaptor power 5V DC
- Busi Racing
- Sokbreker
- Honda PCX 125
- Komponen motor
- Putaran atas dipatok 110 km/jam
- Knalpot
- Oil cooler
- Kiprok
- Filter Yamaha
- Emisi
- Kampas kopling
- Sockbreaker
- kem alias camshaft
- Suara Ledakan motor
- Carburator
- skimmer
- Segitiga bermuda
- driving
- Sertifikat
- Perhitungan bangunan
- Cisco Berhasil Mengorbit
- Setelah Simjian Menemukan Atm
- Anak sekarang dan Internet
- Pengapian di Mobil
- Pemicu Mesin Mobil Mati
- System parkir otomatis
- BMW 730Li
- Kencanggihan dan Kehebatan BMW Seri-7
- Active Steering BMW
- Periksa Komponen Motor Untuk Perjalanan Jauh
- Persiapan perjalanan jauh dengan sepeda motor
- Harga Mobil Baru
- Mengemudi Aman dan Efisien
-
▼
Februari
(92)
0 comments